Sabtu, 17 November 2012

Psikologi Klinis


Mengingat Untuk Melupakan: Pengaruh Amnesic dari Melamun

Ketika pikiran Anda melayang mengingat kenangan lama ataupun sedang melamun, sulit untuk mengingat dan merasakan apa yang terjadi baru-baru ini. Sebuah penelitian baru menemukan bahwa dampak tersebut akan terasa lebih kuat, ketika pikiran Anda melayang jauh, misalnya anda memikirkan kenangan liburan di luar negeri, saat pacaran dahulu, atau mengingat kenangan di masa lalu yang lebih lama telah terjadi.

Studi sebelumnya juga menemukan bahwa bila pikiran anda melayang dan melamun memikirkan kenangan masa lalu, akan memblok akses pada ingatan yang baru masuk. Peneliti psikologi, Peter F. Delaney dan Lili Sahakyan dari University of North Carolina at Greensboro;dan Colleen M. Kelley dan Carissa A. Zimmerman dari Florida State University ingin mengetahui apakah isi dari lamunan dapat mempengaruhi kita dalam mengakses memori yang baru masuk.
Dalam penelitian ini, masing-masing peserta melihat sebuah daftar kata-kata yang muncul di layar komputer, satu per satu. Kemudian mereka diminta untuk berpikir tentang rumah (di mana dan apa yang mereka telah lakukan pagi tadi) atau memikirkan apa yang mereka lakukan seminggu lalu.
Selanjutnya, peserta ditunjukkan daftar kata-kata kedua. Pada akhir tes, mereka harus mengingat kata-kata dari dua daftar tersebut sebanyak mungkin. Hasil menunjukkan, mereka yang mengingat daftar kedua lebih banyak mengingat kata-kata tersebut dibandingkan dengan daftar pertama.
Studi ini dipublikasikan dalam Psychological Science dikutip dari Science Daily, sebuah jurnal dari Association for Psychological Science.
Salah satu aplikasi praktis dari penelitian ini, bagi orang yang ingin melupakan sesuatu. Jika ada sesuatu yang tidak ingin Anda ingat dan rasakan, lebih baik mengingat sebuah kenangan masa lalu Anda. Cobalah untuk menempatkan kenangan masa lalu itu dari pikiran Anda untuk sementara. Ini dapat membantu Anda merasakan seperti apa yang Anda rasakan ketika berada dalam situasi itu.

Kalimat

    Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru. Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan kalimat bukanlah semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk. lengkap dengan makna menunjukkan sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap maksud penuturnya.


UNSUR KALIMAT

1. Subjek
       
       Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal atau pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nomina), klausa, atau frasa verbal. untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini.
  • Ayahku sedang melukis.
  • Meja direktur besar.
  • Yang berbaju batik dosen saya.
  • Berjalan kaki menyehatkan badan.
  • Membangun jalan layang sangat mahal.
Selain ciri di atas, S juga dapat dikenali dengan cara bertanya dengan memakai kata tanya siapa (yang)... atau apa (yang)... kepada P. kalau ada jawaban yang logis atas pertanyaan yang diajukan, itulah S. Jika ternyata jawabannya tidak ada atau tidak logis berarti kalimat itu tidak mempunyai S. Inilah contoh "kalimat" yang tidak mempunyai Skarena tidak ada/tidak jelas pelaku atau bendanya.
  • Bagi siswa sekolah dilarang masuk.
  • Di sini melayani resep obat generik.
  • Melamun sepanjang malam.
2. Predikat

       Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana S(pelaku, tokoh, atau benda di dalam suatu kalimat). Selain memberi tahu tindakan atau perbuatan S, predikat dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri S. Termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki S. Predikat dapat berupa kata, frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal. Perhatikan contoh berikut ini.
  • Kuda meringkik.
  • Ibu sedang tidur siang.
  • Putrinya cantik jelita.
  • Kota Jakarta dalam keadaan aman.
  • Kucingku belang tiga.
  • Robby mahasiswa baru.
  • Rumah Pak Hartawan lima.
        Tuturan di bawah ini tidak memiliki P karena tidak ada kata-kata yang menunjukkan perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku/bendanya.
  • Adik saya yang gendut lagi lucu itu.
  • Knator kami yang terletak di Jln. Gatot Subroto.
  • Bandung yang terkenal sebagai kota kembang.
3. Objek

        Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nomina, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O seperti pada contoh di bawah ini.
  • Nurul menimang ....
  • Arsitek merancang ....
  • Juru masak menggoreng ....
Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh di atas adalah P yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P bagi ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek.
Jika P diisi oleh verba intransitif, O tidak diperlukan. itulah sebabnya sifat O dalam kalimat dikatakan tidak wajib hadir. Verba intransitif mandi, rusak, pulang yang menjadi P dalam contoh berikut tidak menuntut untuk dilengkapi.
  • Nenek mandi.
  • Komputerku rusak.
  • Tamunya pulang.
       Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya dipasifkan. Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak O-nya dibelakang dan lihat ubahan posisinya bila kalimatnya dipasifkan.
  • John Smith membeli barang antik [O]
          Barang antik [S] dibeli oleh John Smith.

4. Pelengkap

        Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti ini juga ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan. Perhatikan contoh di bawah ini.

     a.  Ketua MPR // membacakan // Pancasila
                   S                     P                 O

     b   Banyak orsospol // berlandaskan // Pancasila.
                      S                        P                  Pel
Kedua kalimat aktif a dan b yang Pel dan O-nya sama-sama diisi oleh nomina Pancasila, jika hendak dipasifkan, ternyata yang bisa hanya kalimat a yang menempatkan Pancasila sebagai O.

5. Keterangan

        Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya bersifat manasuka, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nomina, frasa preposisional, adverbia, atau klausa.
        Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam Ket dalam kalimat. Para ahli membagi keterangan atas sembilan macam (Hasan Alwi dkk, 1998: 366) yaitu seperti yang tertera dalam contoh di bawah ini.
  • Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum dari kulkas.(ket. tempat)
  • Rustam Lubis sekarang sedang belajar. (ket. waktu)
  • Lia memotong roti dengan pisau. (ket. alat)
  • Anak yang baik itu rela berkorban demi orang tuanya. (ket. tujuan)
  • Polisi menyelidiki masalah itu dengan hati-hati. (ket. cara)
  • Amir Burhan pergi dengan teman-teman sekantornya. (ket. penyerta)
  • Mahasiswa hukum itu berdebat bagaikan pengacara. (ket. similatif)
  • Karena malas belajar, mahasiswa itu tidak lulus. (ket. penyebaban)
  • Murid-murid TK berpegangan satu sama lain. (ket. kesalingan)

JENIS KALIMAT

Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut
1.  Jumlah klausa pembentuknya :
  • Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. kalimat tunggal hanya mengandung satu unsur S, P, O, Pel, Ket. Tentu saja kelima unsur itu tidak harus muncul semua sekaligus karena unsur minimal sebuah kalimat adalah S dan P. karena unsur pembentuk utamanya yaitu S dan P yang serba tunggal itulah kalimatnya dinamakan kalimat tunggal.
contoh :  -  Kami mahasiswa Indonesia.
              -  Jawaban anak pintar itu sangat tepat.
              -  Sapi-sapi sedang merumput.
              -  Mobil orang kaya itu ada delapan.
  • Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal. ada dua jenis kalimat majemuk, yaitu :

(1)  Kalimat Majemuk Setara
ciri-cirinya :  -  dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal.
                   -  kedudukan tiap kalimat sederajat.
contoh :
-   Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya
-   Yusril rajin membaca, baik sewaktu menjadi mahasiswa maupun setelah bekerja
-   Muridnya kaya, tetapi ia sendiri miskin.
-   Para peserta seminar sudah mulai datang, sedangkan panitia belum siap.
-   Engkau tinggal di sini, atau ikut dengan saya.
-   Ia memarkir mobilnya di lantai satu, lalu naik lift ke lantai 7.

(2)  Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat berbeda konstruksinya dengan kalimat majemuk setara. Perbedaannya terletak pada derajat klausa pembentuknya yang tidak setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Karena itu konjungtor yang menghubungkan klausa-klausa kalimat majemuk bertingkat juga berbeda dengan konjungtor pada kalimat majemuk setara.
contoh :
-   Dia datang ketika kami sedang rapat.
-   Lalu lintas akan  teratur andaikata pemakai jalan berdisiplin tinggi.
-   Anda harus bekerja keras agar dapat berhasil.
-   Semangat belajarnya tetap tinggi walaupun usianya sudah lanjut.
-   Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku.
-   Anita menjadi mahasiswa teladan karena tekun, cerdas, dan sopan.

2.  Fungsinya
  • Kalimat Berita (deklaratif) adalah kalimat yang dipakai oleh penutur untuk menyatakan suatu berita kepada mitra komunikasinya. Contoh : Terjadi perdebatan seru dalam diskusi ilmiah kemarin di kampus.
  • Kalimat Tanya (interogatif) adalah kalimat yang dipakai oleh penutur untuk memperoleh informasi atau reaksi berupa jawaban yang diharapkan dari mitra komunikasinya. contoh : Siapa tokoh pendiri Perguruan Taman Siswa ?
  • Kalimat Perintah (imperatif) dipakai jika penutur ingin menyuruh atau melarang orang berbuat sesuatu. Contoh : Tolonglah bawa sepeda motor ini ke bengkel.
  • Kalimat Seru (ekslamatif) dipakai oleh penutur untuk mengungkapkan perasaan emosi yang kuat, termasuk kejadian yang tiba-tiba dan memerlukan reaksi spontan. Contoh : Aduh, saya terpeleset !
  • Kalimat Tak Lengkap (kalimat minor) adalah kalimat yang tidak berpredikat atau bersubjek. Contoh : ya, tidak, belum, sudah, awas!, jangan!, selamat jalan, dsb.
  • Kalimat Inversi adalah kalimat yang P-nya mendahului S. Contoh : Menangis Pacarku kemarin karena sedihnya.