Psikologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya.
Menurut asalnya katanya, psikologi
berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti
jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara
etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Psikologi tidak mempelajari
jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi
membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa
tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat
didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses
mental. Defenisi ini membuat psikologi bergeser dari yang mempelajari jiwa ke
penelitian tingkah laku. Ini dapat dilihat dari sejarah psikologi dari awal
(dari masa Yunani) sampai masa sekarang.
Defenisi psikologi selalu tergeser,
sehingga mempengaruhi metodologi perkembangannya disetiap waktu dan tempat.
Bahkan perbedaan ini yang memunculkan aliran psikologi yang beragam.
Perkembangan psikologi terakhir yang kontemporer dengan pendekaatan Indegeneous
(kearifan local) maupun studi lintas budaya (Cros Cultur Psychology)
ataupun karakteristik individual (Positive Psychology).
Defenisi Menurut Beberapa Tokoh:
- Wilhelm Wundt: Psikologi adalah ilmu yang mempelajari kesaradan Manusi
- Woodworth dan Marquis: Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, yang terlihat maupun yang tidak telihat meliputi aktivitas fisik, emosional, dan berpikir.
- Fieldman: Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku dan proses mental.
- Clifford T. Morgan: Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang memeplajari perilaku manusia dan hewan.
- Gardner Murpgy: Psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
- Kamus Psikologi (Chaplin): Psychology as a science (psikologi sebagai suatu ilmu pengetahuan) adalah ilmu mengenai tingkah laku manusia dan binatang; studi mengenai organisme dalam segala variasi dan kompleksitasnya, untuk bereaksi terhadap perubahan yang terus menerus dan aliran dari kejadian-kejadian fisik/ragawi dan peristiwa-peristiwa sosial yang menyusun lingkungannya.
Sejarah Psikologi
Dilihat dari sejarah, psikologi
sudah berkembang sejak berabad-abad yang lalu bahkan sebelum masehi (Zaman
Yunani) sampai sekarang. Ini dilihat dari sejarah bahwa psikologi yang dimaksud
adalah pembahasan tentang jiwa manusia. Bahkan di dalam kitab setiap agama kita
akan mendapati istilah psikologi (jiwa). Sehingga sejarah psikologi bisa
dilihat dari sudut ini pula. Tetapi sekarang, kita akan membahas sejarah
psikologi dengan membahas pembabakan sejarahnya sesuai dengan perkembangan ilmu
zaman itu. Sebagai catatan bahwa ilmu psikologi modern tidak bias dipisahkan
dengan sejarahnya di Filsafat. Sebagian ahli berpendapat bahwa psikologi
berkembang dari ilmu filsafat yang memisahkan diri sebagai ilmu mandiri.
Sejarah Perkembangan Psikologi di Indonesia
Di Indonesia perkembangan psikologi
dimulai pada tahun 1953 yang dipelopori oleh Slamet Iman Santoso dengan
mendirikan lembaga pendidikan psikologi pertama yang mandiri dan pada tahun
1960 lembaga tersebut sejajar dengan fakultas-fakultas lain di Universitas
Indonesia dan kemudian dikembangkan di UNPAD dan UGM. Hingga sekarang, di
seluruh Indonesia sudah berdiri puluhan Fakultas psikologi diberbagai
universitas yang tersebar baik negeri maupun swasta. Satu keunikan dari
Fakultas psikologi yang berkembang di Indoensia adalah tidak adanya jurusan
seperti Fakultas-fakultas lain (jika psikologi berdiri sendiri sebagai
Fakultas).
Walaupun memiliki sejarah yang jauh
lebih pendek daripada keberadaan psikologi di negara-negara barat, namun kebutuhan
akan adanya psikologi di indonesia sama besar dengan negara-negara barat
lainnya. Sebagai negara berkembang, psikologi di indonesia di butuhkan dalam
bidang kesehatan, bisnis, pendidikan, politik, permasalahan sosial dan
lain-lain. seperti psikologi di barat yang memiliki sejarah yang rumit, begitu
pula psikologi di indonesia. Tetapi psikologi di barat tidak selalu dapat di
terapkan di indonesia, bahkan psikologi yang ada di indonesia belum tentu dapat
berlaku pada etnik lainnya, misalnya standar IQ dari Wescsler-Bellevue yang
berlaku di negara-nagara barat tidak berlaku umum di indonesia. Lebih lanjut
lagi, standar yang berlaku bagi golongan etnik atau kelas sosial tertentu di
indonesia belum tentu berlaku bagi golongan atau etnik lainnya.
Selain berbagai masalah di atas,
indonesia juga menghadapi yang di hadapi oleh psikologi di barat. Asal-usul
yang sangat luas, definisi yang bervariasi, teori dan metodologi yang saling
bertentangan dan aplikasi yang sangat luas dan beragam adalah masalah-masalah
yang juga di hadapi oleh para psikologi di indonesia, guru besar, staf
pengajar, dan praktisi yang berbeda menggunakan pendekan, teori, dan metodologi
yang berbeda pula dalam melihat dalam suatu masalah yang sama. Hal ini
menimbulkan kebingungan pada masyarakat awam di mana masyarakat di indonesia
belum dapat menerima psikologi sebagai suatu yang “umum”, yang dapat melihat
suatu dari barbagai sudut pandang seperti halnya di negara-nagara barat,
masyarakat di nindonesia masih cenderung mengharapkan psikologi sebagai suatu
ilmu yang pasti yang dapat memberikan jawaban dan penyeleseian yang pasti bagi
penyeleseian masalah seperti misalnya, ilmu kedokteran.
Belakangan ini kemajuan psikologi
semakin pesat, ini terbukti dengan bermunculannya tokoh-tokoh baru, misalnya BF
Skinner (pendekatan behavioristik), Maslow (teori aktualisasi diri) Roger
Wolcott (teori belahan otak), Albert Bandura (social learning teory), Daniel
Goleman (kecerdasan emosi), Howard Gadner (multiple intelligences) dan
sebagainya. Dan perkembangan psikologi sekarang menuju psikologi yang
kontemporer sesuai dengan perkembangan zaman, muncul teori-teori baru dan
aliran-aliran baru seperti Psikologi Lintas Budaya (cross cultur psychology),
Indegeneous Psychology (Psikologi Indgeneus), dan Psikologi Positif (Positive
Psychology).
0 komentar:
Posting Komentar