Nama : Annisa Puji Wulandari
NPM : 10512970
Kelas : 4PA04
Link web :
http://psychosolution.hol.es/
Link video :
https://www.youtube.com/watch?v=u5yGasMdYqc&feature=youtu.be
Link blog :
http://welcome-to-psychosolution.blogspot.co.id/
Rabu, 20 Januari 2016
Senin, 04 Mei 2015
Bentuk-bentuk utama dalam terapi : terapi supportive, reducative dan reconstructive
1. Supportive Therapy
Menurut Kembaren (2009), tujuan dari supportive therapy adalah untuk menguatkan daya tahan mental yang telah dimilikinya, mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri serta meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan. Terdapat beberapa bentuk Supportive Therapy, antara lain :
- Ventilasi : suatu bentuk psikoterapi suportif yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada pasien untuk mengemukakan isi hatinya dan sebagai hasilnya ia akan merasa lega serta keluhannya akan berkurang
- Persuasi : suatu bentuk psikoterapi suportif yang dilakukan dengan menerangkan secara masuk akal tentang gejala-gejala penyakitnya yang timbul akibat cara berpikir, perasaan, dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapinya.
- Reassurance : suatu bentuk psikoterapi suportif yang berusaha meyakinkan kembali kemampuan pasien bahwa ia sanggup mengatasi masalah yang dihadapinya
- Sugestif : suatu bentuk psikoterapi suportif yang berusaha menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejala-gejala gangguannya akan hilang
- Bimbingan : suatu bentuk psikoterapi suportif yang memberi nasihat dengan penuh wibawa dan pengertian
- Penyuluhan : adalah psikoterapi suportif yang membantu pasien mengerti dirinya sendiri secara lebih baik agar ia dapat mengatasi permasalahannya dan dapat menyesuaikan diri
2. Reeducative therapy
Tujuan dari reeducative therapy adalah untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri kembali, memodifikasikan tujuan dan membangkitkan serta mempergunakan potensi kreatif yang ada. Cara-cara psikoterapi reedukatif antara lain ialah sebagai berikut :
- Terapi hubungan antar manusia (relationship therapy)
- Terapi sikap (attitude therapy)
- Terapi wawancara (interview therapy) analisa dan sinthesa yang distributif (terapi psikobiologik Adolf Meyer)
- Konseling terapetik
- Terapi case work
- Reconditioning
- Terapi kelompok yang reedukatik
- Terapi somatik 2
3. Reconstructive Therapy
Reconstructive therapy adalah terapi yang menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa daripada transfersi. Tujuannya adalah untuk merubah kepribadian sehingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, akan tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosional dengan dilahirkannya potensi adaptif baru
Sumber :
http://www.lahargokembaren.com/2009/11/psikoterapi-suportif.html
http://rinisuryaningputrisetyawati.blogspot.com/2011/04/reeducative-therapy.html
Perbedaan antara konseling dan psikoterapi
A.
pengertian Konseling
Konseling
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut
konselor/pembimbing) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut
konsele) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah
ini pertama kali digunakan oleh Frank Parsons pada tahun 1908 saat ia melakukan
konseling karier. Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl Rogers yang kemudian
mengembangkan pendekatan terapi yang berpusat pada klien (client centered).
Menurut
Galdding, konseling berlangsung dalam jangka waktu yang relative singkat,bersifat
antar pribadi, sesuai dengan teori-teori yang ada, dilakukan oleh orang yang
ahli di bidangnya serta sesuai dengan etika dan aturan-aturan yang ada yang
berpusat pada pemberian bantuan kepada orang-orang yang pada dasarnya mengalami
gangguan psikologis agar orang-orang yang menyimpang dan mengalami masalah
situsional dapat kembali normal.
B.
Psikoterapi
Psikoterapi
adalah usaha penyembuhan untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan
dan perilaku. Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu
"Psyche" yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan
"Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh
karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi
mental, atau terapi pikiran.
Psikoterapi
adalah proses difokuskan untuk membantu Anda menyembuhkan dan konstruktif
belajar lebih banyak bagaimana cara untuk menangani masalah atau isu-isu dalam
kehidupan Anda. Hal ini juga dapat menjadi proses yang mendukung ketika akan
melalui periode yang sulit atau stres meningkat, seperti memulai karier baru
atau akan mengalami perceraian (hariyanto, 2010).
C.
Perbadaan antara konseling dan psikoterapi
Corsini
(1989) konseling dan psikoterapi bukan berbeda secara kualitatif tetapi
perbedaannya pada tingkat kuantitatif
Sedangkan
perbedaan konseling dan psikoterapi, dikutip uraian dari Brammer & Shostrom
(1977) dan Thompson & Rudolph (1983) di bawah ini :
Brammer
& Shostrom (1977) mengemukakan bahwa :
Konseling
ditandai oleh adanya terminology seperti : “educational, vocational,
supportive, situational, problem solving, conscious awerness, normal,
present-time dan short-term.
Sedangkan
psikoterapi ditandai oleh “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive,
depthem
Minggu, 12 April 2015
Pengertian Psikoterapi
Psikoterapi (psychotherapy) adalah pengobatan alam
pikiran, atau lebih tepatnya, pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui
metode psikologis. Pengertian psikoterapi mencakup berbagai teknik yang
bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi gangguan emosional dengan
cara memodifikasi perilaku, pikiran, dan emosinya seperti halnya proses
reedukasi (pendidikan kembali), sehingga individu tersebut mampu mengembangkan
dirinya dalam mengatasi masalah psikisnya.
Menurut
James P. Chaplin :
membagi pengertian
psikoterapi dalam dua sudut pandang. Secara khusus, psikoterapi diartikan
sebagai penerapan teknik khusus pada penyembuhan penyakit mental atau pada
kesulitan-kesulitan penyesuain diri setiap hari. Secara luas, psikoterapi
mencakup penyembuhan lewat keyakinan agama melalui pembicaraan nonformal atau
diskusi personal dengan guru atau teman.
Menurut
Wolberg :
Psikoterapi adalah
suatu bentuk dari perawatan (treatment) terhadap masalah-masalah yang dasarnya
emosi, dimana seseorang yang terlatih dengan seksama membentuk hubungan
profesional dengan pasien dengan tujuan memindahkan, mengubah atau mencegah
munculnya gejala dan menjadi perantara untuk menghilangkan pola-pola perilaku
yang terhambat.
Menurut
Corsini :
Psikoterapi adalah
proses moral dari interaksi dari dua pihak. Setiap pihak biasanya terdiri dari
satu orang. Tetapi ada kemungkinan terdiri dari dua orang atau lebih pada
setiap pihak, dengan tujuan untuk keadaan yang tidak menyenangkan pada salah
satu bidang.
Berikut, fungsi
kognitif (kelainan pada fungsi berfikir) fungsi afektif (penderitaan atau
kehidupan emosi yang tidak menyenangkan) atau fungsi perilaku (ketidaktepatan
perilaku), dengan terapi yang memiliki asal-usul kepribadian, perkembangan
mempertahankan dan mengubah bersama-sama dengan beberapa metode erawatan yang
mempunyai dasar teori dan profesinya diakui resmi untuk bertindak sebagai
terapi
Menurut
Warson dan Morse :
Psikoterapi adalah
bentuk khusus dari interaksi antara dua orang pasien dan terapis pada mana
memiliki dari interaksi. Karena mencari bantuan psikologis dan terapi menyusun
interaksi dengan menggunakan dasar psikologis untuk membantu pasien
meningkatkan kemampuan mengendalikan diri dalam kehidupanya dengan mengubah
pikiran, perasaan, dan tindakanya.
Dari beberapa pendapat
para ahli diatas, maka pengertian psikoterapi adalah proses perawatan atau
penyembuhan penyakit kejiwaan melalui teknik dan metode psikologi.
Sumber
:
Minggu, 25 Januari 2015
Komunikasi Dalam Manajemen II
TUGAS 15
Komunikasi
Interpersonal Efektif
Komunikasi
interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung,
baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah
komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat
dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000)
Komunikasi
interpersonal efektif adalah komunikasi yang terkandung dalam tatap muka dan
saling mempengaruhi, mendengarkan, menyampaikan pernyataan, keterbukaan,
kepekaan yang merupakan cara paling efektif dalam mengubah sikap, pendapat dan
perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung
Adapun komunikasi
interpersonal efektif dalam suatu organisasi mencakup dua bagian yaitu :
- Componential. Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.
- Situasional. Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan balik langsung dengan situasi yang mendukung disekitarnya.
Dr. Badrudin, M. Ag.
(2013). Dasar-dasar manajemen Bandung : Alfabeta
Pace, R. Wayne &
Faules, Don F> (2001). Komunikasi organisasi : strategi meningkatkan kinerja
perusahaan. Terjemahan oleh Deddy Mulyana. Bandung : Remaja rosda karya
Munic. (2008).
Kurikulum berbasis teknologi informasi dan komunikasi Bendung : Alfabeta
Arifin, Anwar. (1998)
Ilmu Komunikasi. Jakarta Raja Grafindo Persuda.
Komunikasi Dalam Manajemen I
TUGAS 14
A.
Definisi Komunikasi
Definisi komunikasi
menurut West dan Turner, adalah Communication is a social process in which
individuals employ symbols to establish and interpret meaning in their
environment. (West and Turner 2007;5) Berdasarkan definisi West dan Turner
diatas penulis menyimpulkan pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang
tidak mungkin hidup tanpa berkomunikasi dengan orang lain. Adanya interaksi
antar sesama manusia dan fakta bahwa komunikasi adalah sebuah proses yang terus
menerus dan tidak ada akhirnya menandakan komunikasi memiliki peran yang sangat
penting dalam kehidupan manusia.
B.
Proses Komunikasi
Proses komunikasi
adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga
dapat menciptakan suatu persamaan makna antar komunikan dengan komunikatornya.
Proses komunikasi bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektf (sesuai
dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi banyak melalui
perkembangan. Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar
manusia dan ada penyampaian pesanuntuk mewujudkan motif komunikasi
C.
Hambatan Komunikasi
Di dalam komunikasi
selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses
komunikasi. Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat
diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver.
Menurut Ron Ludlow
& Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak
efektif yaitu adalah (1992,p.10-11) :
- Status effect. Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
- Semantic Problems. Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
- Perceptual distorsion. Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
- Cultural Differences. Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
- Physical Distractions. Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
- Poor choice of communication channels. Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
- No Feed back. Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
Daftar
Pustaka :
Dr. Badrudin, M. Ag.
(2013). Dasar-dasar manajemen Bandung : Alfabeta
Pace, R. Wayne &
Faules, Don F> (2001). Komunikasi organisasi : strategi meningkatkan kinerja
perusahaan. Terjemahan oleh Deddy Mulyana. Bandung : Remaja rosda karya
Munic. (2008).
Kurikulum berbasis teknologi informasi dan komunikasi Bendung : Alfabeta
Arifin, Anwar. (1998)
Ilmu Komunikasi. Jakarta Raja Grafindo Persuda.
Empowerment, Stress dan Konflik II
TUGAS 13
F.
Definisi Konflik
Konflik berasal dari
kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis,
konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa
juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Tidak satu masyarakat pun yang
tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat
lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu
sendiri. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu
dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah
menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan
lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi
sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak
satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
G.
Jenis-Jenis Konflik
1. Konflik Dilihat dari Fungsi Berdasarkan fungsinya.
Robbins (1996:430)
membagi konflik menjadi dua macam, yaitu:
- Konflik fungsional adalah konflik yang mendukung pencapaian tujuan kelompok, dan memperbaiki kinerja kelompok.
- konflik disfungsional adalah konflik yang merintangi pencapaian tujuan kelompok.
2.
Konflik Dilihat dari Pihak yang Terlibat di Dalamnya Berdasarkan pihak-pihak
yang terlibat di dalam konflik.
Stoner dan Freeman
(1989:393) membagi konflik menjadi enam macam, yaitu:
- Konflik dalam diri individu (conflict within the individual). Konflik ini terjadi jika seseorang harus memilih tujuan yang saling bertentangan, atau karena tuntutan tugas yang melebihi batas kemampuannya.
- Konflik antar-individu (conflict among individuals). Terjadi karena perbedaan kepribadian (personality differences) antara individu yang satu dengan individu yang lain.
- Konflik antara individu dan kelompok (conflict among individuals and groups). Terjadi jika individu gagal menyesuaikan diri dengan norma - norma kelompok tempat ia bekerja.
- Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflict among groups in the same organization). Konflik ini terjadi karena masing - masing kelompok memiliki tujuan yang berbeda dan masing-masing berupaya untuk mencapainya.
- Konflik antar organisasi (conflict among organizations). Konflik ini terjadi jika tindakan yang dilakukan oleh organisasi menimbulkan dampak negatif bagi organisasi lainnya. Misalnya, dalam perebutan sumberdaya yang sama.
- Konflik antar individu dalam organisasi yang berbeda (conflict among individuals in different organizations). Konflik ini terjadi sebagai akibat sikap atau perilaku dari anggota suatu organisasi yang berdampak negatif bagi anggota organisasi yang lain. Misalnya, seorang manajer public relations yang menyatakan keberatan atas pemberitaan yang dilansir seorang jurnalis.
Winardi (1992:174)
membagi konflik menjadi empat macam, dilihat dari posisi seseorang dalam
struktur organisasi. Keempat jenis konflik tersebut adalah sebagai berikut:
- Konflik vertikal, yaitu konflik yang terjadi antara karyawan yang memiliki kedudukan yang tidak sama dalam organisasi. Misalnya, antara atasan dan bawahan.
- Konflik horizontal, yaitu konflik yang terjandi antara mereka yang memiliki kedudukan yang sama atau setingkat dalam organisasi. Misalnya, konflik antar karyawan, atau antar departemen yang setingkat.
- Konflik garis-staf, yaitu konflik yang terjadi antara karyawan lini yang biasanya memegang posisi komando, dengan pejabat staf yang biasanya berfungsi sebagai penasehat dalam organisasi.
- Konflik peran, yaitu konflik yang terjadi karena seseorang mengemban lebih dari satu peran yang saling bertentangan. Di samping klasifikasi tersebut di atas, ada juga klasifikasi lain, misalnya yang dikemukakan oleh Schermerhorn, et al. (1982), yang membagi konflik atas: substantive conflict, emotional conflict, constructive conflict, dan destructive conflict.
H.
Proses Konflik
oposisi atau
ketidakcocokan potensial :
- kognisi dan personalisasi
- maksud
- perilaku dan
- hasil.
Oposisi atau ketidak cocokan
potensial adalah adanya kondisi yang mencipta-kan kesempatan untuk munculnya
koinflik. Kondisi ini tidak perlu langsung mengarah ke konflik, tetapi salah
satu kondisi itu perlu jika konflik itu harus muncul. Kondisi tersebut
dikelompokkan dalam kategori: komunikasi, struktur, dan variabel pribadi.
Komunikasi yang buruk merupakan alasan utama dari konflik, selain itu
masalah-masalah dalam proses komunikasi berperan dalam menghalangi kolaborasi
danmerangsangkesalahpahaman. Struktur juga bisa menjadi titik awal dari
konflik. Struktur dalam hal ini meliputi: ukuran, derajat spesialisasi dalam
tugas yang diberikan kepada anggota kelompok, kejelasan jurisdiksi, kecocokan
anggotatujuan, gaya kepemimpinan, sistem imbalan, dan derajat ketergantungan
antara kelompok-kelompok.
Daftar
Pustaka :
As’ad, M. 1999.
Psikologi Industri (Seri Ilmu Sumber Daya Manusia). Yogyakarta : Liberty
Brealey, Erika. 2002.
Seri 10 Menit Menghilangkan Stres (terjemahan Sara C.Simanjuntak). Batam :
Karisma Publishing Group
Childre, D. 2001.
Mengatasi Stres Dalam Satu Menit : Freeze-Frame (terjemahan Tim Prestasi
Pustaka). Jakarta: Prestasi Pustaka
Robbins, P. Stephen.
2002. Perilaku Organisasi Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta. Prehallindo.
Langganan:
Postingan (Atom)